Kamis, 25 Februari 2010

Rindu Nabi


Merenung lagi

Dalam sediam kalam

Mengenai butir kehidupanmu

Terpahat jelas pada prasasti bersejarah

Ketika kau runtuhkan dengan perlahan

Budaya sekutu Tuhan

Bagaimana kebersihan hati

Menyentuh jelaga jiwa

Hingga ia menyerah pada putih yang kau bawa

Kebeningan lisan

Mengguyur angkara pada titik termurka

Sampai keji… hilang tak berbekas

Meski ratusan sastra mengukir hidup lakonanmu

Tak sejelas Qur’an mengukir keajaiban kemanusiaanmu

Hingga memagnet terhadap semesta

Bertasbihlah raya

Bertahmidlah mayapada

Bertakbirlah bumi dan penghuni

Langit serta penghiasnya

Bershalawatlah setiap ruh pengagummu

Bulan pun kalah hangat

Bintang terasa redup di sisimu

Pelangi tak sanggup kalahkan warna pesonamu

Duhai cahaya bagi gulita kami

Seringnya kami mengumbar rindu dalam kata

Namun lihatlah kami yang terpuruk pada cinta tanpa bukti

Tak sanggup bayangkan

Bila rindu ini tersampaikan

Jika… kau dihadir di sini…

Mengetuk pintu rumah kami

Malu… Pasti…

Tergopoh menyembunyikan laku asli

Menutupi setiap dinding diri

Yang bertuliskan ‘lalai sunnah’ atau ‘ingkar’..?? (Hiks)

Maluuuuu… Pasti…

Masih mencoba membohongimu, demi tetapkan sayangmu

Menutupi keluarga kami

Yang terjebak kejahilan akhir zaman

Yaa Nabiii…

Dengan apa kusembunyikan wajah

Sedang baja pun kau tembus dengan bashirah

Yaa Nabiii…

Dengan apa kuhilangan bau hidupku

Sedang kau mampu bertanya pada Rabb-ku

Tentang siapa diriku

Yaa Nabiii…

Sedang kuingat episode akhir duniamu

Maka tersedu dalam bisu

Mencoba memaknai cinta di sakaratul mautmu

“Ummatii… Ummatii… Ummatii.”

Layakkah diri ini… Yaa Nabiii

Akukah yang kau sebut..??

Barisankukah yang kau cinta..??

Sedangkan kau tak pilih rasa pada setiap titik jiwa

Yaa Nabiii…

Titik ledak kebahagiaan kami

Adalah bahagia di latar surga

Dengan kau sebagai teman perjalanan di taman-tamannya

Yaa Nabiii…

Tak lelah hati ingin jumpa

Menembus hijab masa

Dan dengarkan merdu kebijaksanaanmu

Mencuri waktu tuk tatapmu… sejenak

Tak bosan pula

Menderaskan asa

Tuk jadi hamba… pengikut yang patut

Umat… yang bergelora taat

Dan kekasih yang hanya menyebut satu nama kekasihnya

Yaa Nabiii…

Inginnya… kami setia

Hingga syafa’at adalah piala

Dan surga adalah kehidupan kami selanjutnya

Shalluu ‘alannabii…

Padamu Rasuulullaah Muhammad SAW

Dariku… Setitik kefanaan

Yang dalam kerinduan

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Fiani Gee. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase