Kamis, 07 Januari 2010

Salah Satu Bintang-Q

Apakah anda orang tua yang memiliki anak yang selalu berbicara, mengeluarkan bunyi-bunyian dari mulutnya dan selalu tak pernah berhenti bergerak? Seorang anak yang selalu memancing kata ‘masya Allah’ , dari orang-orang yang berinteraksi dengannya? Atau sering kali gurunya ‘mengadukan’ perilakunya disekolah? Saya punya murid yang seperti itu. Dan mungkin saya termasuk guru yang suka mengadukan aktifitas Farhan di kelas. Mungkin saya lebih leluasa melakukannya, karena saya mengenal kedua orang tuanya.

Sebut saja Farhan, begitu nama sebenarnya. Karena saya ingin semua orang mengenal Farhan sebagai Farhan. Farhan murid saya sejak kelas kecil. Dan saat kelas besar, saya kembali menjadi wali kelasnya. Farhan adalah keunikan tersendiri dari kelas saya. Farhan kecil dapat berbicara dengan lancar, dengan banyak kosakata, walaupun saat awal kelas kecil, saya selalu meminta Farhan mengulangi kata-katanya.
Sekarang, Alhamdulillah, saya tidak perlu meminta Farhan untuk mengulangi kata-katanya, karena sudah jelas. Dan sekarang malah membuat saya sedikit kewalahan untuk menenangkannya walau sesaat. Apalagi saat saya sedang menjelaskan sesuatu didepan kelas, Farhan akan dengan sengaja mengeluarkan suara-suara dari mulutnya. Entah sedang bicara sendiri, atau kadang-kadang Farhan menirukan suara burung, kucing, atau suara-suara yang lain.

Belakangan Farhan suka mengucapkan kata-kata yang menarik perhatian teman-temannya. Dan membuat teman-temannya semakin sering mengadukan kata-katanya. “Bu…Farhan bilang ini.” “Bu…Farhan bilang itu.” Biasanya saya cuma bisa mengatakan “Bu guru tidak dengar, tapi Allah dengar loh, Farhan.” Atau kadang-kadang saya hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala dan menatap mata Farhan yang kalau sadar telah berbuat salah, ia akan mengerjap lucu.

Belum lagi Farhan sangat aktif bergerak. Tangannya seperti mesin yang tak dapat berhenti melakukan apa saja. Memencet hidung temannya, mengacak rambut temannya, menyentuh barang-barang dimeja guru tanpa ijin. Dalam kegiatan mewarnai dengan cairan pewarna, walaupun saat itu bukan kegiatan melukis dengan jari, Farhan akan dengan sengaja mencelupkan jarinya kedalam cairan-cairan itu. Membuat saya harus berkali-kali mengingatkannya untuk tidak mengelapkannya ke baju atau meja.

Suatu hari…(saat itu kami sudah mempelajari mengenai binatang), kami akan membuat kebun binatang dengan plastisin. Setelah membuat kandang, pohon, jalan dan kolam, anak-anak akan mengisinya dengan binatang-binatang.

“Ayo anak-anak… semua boleh mengisi kandang-kandang dengan binatang buatannya.” Mereka langsung sibuk dengan plastisinnya. Si Aqil membuat ular yang sangat besar, Aldo membuat buaya yang seperti cicak, Ega buat cacing (he he. . . ayo kebun binatang mana yang ada cacingnya ?) Teman-teman yang lain ada yang buat bebek, beberapa sangat suka membuat ular. Hingga kebun binatang kami hampir penuh dengan binatang berbisa itu.

Saya sempat meninggalkan mereka ketoilet beberapa saat dalam pengawasan rekan saya dikelas. Saat saya kembali, saya melihat beberapa binatang tambahan. Saya mengamatinya lebih dekat. Subhanallah. . .dikebun binatang itu sudah ada Gajah yang lengkap dengan belalai dan telinga lebarnya. Ada juga seekor burung yang merentangkan sayapnya, bertengger diatas pohon. Saya menebarkan pandangan, mencoba mengira-ngira, siapa pembuatnya. Sepertinya kebanyakan murid masih membuat ular.

Tiba-tiba Farhan datang mendekat, dan meletakkan seekor binatang didalam kolam. Allaahuakbar! Itu Buaya! Benar-benar Buaya (tidak mirip cicak )
Saya menghampiri Farhan “Farhan tadi buat apa saja sayang ?”

“Itu bu. . .Gajah, Burung, Ular, sama Buaya” Jawab Farhan dengan gaya khasnya (berbicara sambil memanyunkan bibirnya )

“Wah. Hebat ! Alhamdulillah buatan Farhan bagus semua.”
Serentak anak-anak yang lain mendekatiku sambil membawa karya mereka “Bu, saya buat ini.” “Bu, saya buat ini.”

Saya tersenyum “Tentu-tentu semua bagus, karena sudah berusaha membuat sendiri.” (Berhasil. . .berhasil kita sudah berhasil. Yesss !!)

Saya memegangi jari-jari mungil Farhan. Mungkin tangan ini memang seperti mesin yang tak bisa berhenti bergerak. Orang lain mungkin saja mengatakan bahwa ini adalah jari-jari yang jahil. Tapi menurutku, ini adalah jari-jari ISTIMEWA.

**Tangan-tangan Farhan tidak akan berhenti bekerja, sebelum kepalanya menghentikan lingkaran imajinasi yang berfrekuensi tinggi. Farhan selalu ingin membuat barang-barang yang bisa ia buat sendiri atau dengan sedikit bantuan. Bahkan ia berkata “Saya ingin membuat kaca mata sisir.” Biasanya. . . apa yang ia katakan, beberapa hari kemudian akan jadi sebuah benda dalam bentuk kongkret yang ia buat dengan bantuan Abi atau Uminya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Fiani Gee. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase