Rabu, 24 Maret 2010

Malu



Apakah kau seorang hafidz ??

Seorang yang memelihara. Menjaga kemurnian hal yang diyakininya. Lebih dikenal istilah hafidz ini untuk para penghafal Al Qur’an. Sungguh, inginnya diri ini menjadi seorang yang terus teguh mengeja ayat-ayat itu. Kalam suci yang menenangkan. Cahaya dalam kegelapan, petunjuk tanpa kesalahan, kebenaran di atas kebenaran, penyejuk hati di kala gundah, pembening hati di waktu amarah. Kalam Allaah.. dengan segala mukjizat yang teriring bersama nuzulnya. Inginnya diri menjadi hafidz… -_-

Seringkali, bersama Al Qur’an, kutemukan teguran terindah bagi khilaf. Hiburan terbaik bagi sedih yang melanda. Menghujam tajam di kedalaman nurani. Menabur benih raja’ (harap) dan khauf (takut) pada jiwa-jiwa yang ingin makin dekat dengan Rabb-nya. Mengalirkan bening dari sudut mata, berharap setiap kebahagiaan yang terkabar di dalamnya, akan menjadi kebahagiaannya. Sekaligus takut, adzab yang tersurat dan tersirat pada baris-barisnya, tak menimpanya. Duhai.. Inginnya diri menjadi hafidz…


Hingga beberapa pekan lalu, dalam majelis cintaku. Aku jatuh.. tersungkur. Akibat ‘tertampar’ kuat. Saat itu, masing-masing kami, menyetor hafalan, dengan saling berpasangan. Selama ini, biasanya pasanganku adalah rekan yang sama mudanya. Sama bisanya, sama mampunya, sama potensinya. Namun, takdir Allaah yang tertulis hari itu, berbeda dari biasanya. Aku dapat pasangan, seorang bunda, beranak 5. Anak tertuanya, sedikit lebih muda dariku.

Kami sepakat, bahwa beliaulah yang mulai setor hafalan lebih dulu. Ternyata, baru kuketahui, hafalan beliau, jauh.. jauh.. jauh di atasku. Seiring setiap ayat yang keluar dari lisannya. Yang kala itu, terdengar lebih syahdu dari bisanya. Bergetar setiap dinding jiwa. Bergolak setiap lembar rasa. Aku menyaksikan keindahan menjadi seorang hafidz. (meskipun, beliau belum hafal seluruh Al Qur’an) Subhaanallaah. Nafasku tertahan, wajahku memerah. Namun, bunda itu masih terus mengalunkan lembut ayat-ayat cinta-Nya. Hingga akhir hafalannya… Maka meledaklah setiap buncah maluku. Malu………. yang luar biasa. Di tengah usaha kerasku untuk terus menambah hafalan. Aku sudah terjerembab, dalam kekalahan. Beningku mengalir tanpa dapat ditahan.. sungguh tak tertahankan. Tanpa suaranya.. tangisku pecah berderai.

“Lho..?? ukhti kenapa ?”, Tanya bunda itu kaget.

Aku tak sanggup berkata-kata. Hanya terus mengalirkan air mata. Membuat bunda itu makin tak mengerti.

Hingga dalam aliran deras tangis bodohku, aku berkata “Ana malu, bunda.”, dengan sudut mata yang terus basah.

“Afwan ya ukhti.”, merasa bersalah telah menyebabkanku menangis. Bunda malah ikutan nangis. Menambah derasku tak tertahan.

Dalam kebingunganku mencari tisu, aku terus menggenggam tangannya. Tergenang dalam malu itu. Yaa Allaah… aku benar-benar malu niiiih…. Sambil terus menyembunyikan wajah basahku, dari pandangan teman-teman satu majelis yang juga tak mengerti kejadiannya. Yaa Allaah… malu… -_-

****** @ ******

Fadhail Dunia

1. Hifzhul Qur'an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah

Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur'an,
"Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur'an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, 'Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat'" (HR. Bukhari)

Bahkan nikmat mampu menghafal Al Qur'an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu,
"Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur'an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya." (HR. Hakim)

2. Al Qur'an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya

"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya" (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Seorang hafizh Al Qur'an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (penghargaan khusus dari Nabi SAW)

Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur'an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur'an. Rasul mendahulukan pemakamannya.

"Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, "Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur'an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat." (HR. Bukhari)

Pada kesempatan lain, Nabi SAW memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi.

Dari Abu Hurairah ia berkata, "Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, "Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,"Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah." Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?" Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, "Benar." Nabi bersabda, "Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi." (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa'i)

Kepada hafizh Al Qur'an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama'ah. Rasulullah SAW bersabda,
"Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya." (HR. Muslim)

4. Hifzhul Qur'an merupakan ciri orang yang diberi ilmu

"Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim." (QS Al-Ankabuut 29:49)

5. Hafizh Qur'an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi

"Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, "Siapakah mereka ya Rasulullah?" Rasul menjawab, "Para ahli Al Qur'an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya." (HR. Ahmad)

6. Menghormati seorang hafizh Al Qur'an berarti mengagungkan Allah

"Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Qur'an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil." (HR. Abu Daud)


Fadhail Akhirat

1. Al Qur'an akan menjadi penolong (syafa'at) bagi penghafal

Dari Abi Umamah ra. ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Bacalah olehmu Al Qur'an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa'at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya)."" (HR. Muslim)

2. Hifzhul Qur'an akan meninggikan derajat manusia di surga

Dari Abdillah bin Amr bin 'Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Akan dikatakan kepada shahib Al Qur'an, "Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur'an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca." (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

Para ulama menjelaskan arti shahib Al Qur'an adalah orang yang hafal semuanya atau sebagiannya, selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan tuntunannya.


3. Para penghafal Al Qur'an bersama para malaikat yang mulia dan taat

"Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur'an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat." (Muttafaqun ?alaih)

4. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan)

Mereka akan dipanggil, "Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?" Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Tabrani)

5. Kedua orang tua penghafal Al Qur'an mendapat kemuliaan

Siapa yang membaca Al Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, "Mengapa kami dipakaikan jubah ini?" Dijawab,"Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur'an." (HR. Al-Hakim)

6. Penghafal Al Qur'an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al Qur'an

Untuk sampai tingkat hafal terus menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya.


"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR. At-Turmudzi)

7. Penghafal Al Qur'an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (QS Faathir 35:29-30)


Adapun fadilah-fadilah lain seperti penghafal Al Qur'an tidak akan pikun, akalnya selalu sehat, akan dapat memberi syafa'at kepada sepuluh orang dari keluarganya, serta orang yang paling kaya, do'anya selalu dikabulkan dan pembawa panji-panji Islam, semuanya tersebut dalam hadits yang dhaif.

"Ya Allah, jadikan kami, anak-anak kami, dan keluarga kami sebagai penghafal Al Qur'an, jadikan kami orang-orang yang mampu mengambil manfaat dari Al Qur'an dan kelezatan mendengar ucapan-Nya, tunduk kepada perintah-perintah dan larangan-larangan yang ada di dalamnya, dan jadikan kami orang-orang yang beruntung ketika selesai khatam Al Qur'an. Allahumma amin" (dian)

Maraji':
Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc. Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur'an Da'iyah.
Dr. Yusuf Qardhawi. Berinteraksi dengan Al Qur?an.
(Fadhilah dari pk-sejahtera.org)

SIAPAPUN PEMBACANYA... MOHON DO'AKAN AKU...
Inginnya diri.. menjadi hafidz.. -_-

4 komentar:

Dunia Psikologi mengatakan...

Jadi malu bukan seorang hafidz....xixixi

Afiani Gobel mengatakan...

Mbak Fitri> hehehe... sama-sama malu nih... :)

Anonim mengatakan...

Indah nian blog ini
pencerahan

Afiani Gobel mengatakan...

Cucu Haris> ALhamdulillaah...
Terimakasih atas kunjungannya ke blog sederhana ini... :)

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Fiani Gee. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase