Sabtu, 20 Maret 2010

Ruang Pertemanan


Sebuah pertanyaan, mampir di inboxku. “Benarkah, tidak ada pertemanan abadi, yang ada kepentingan abadi ?” Pertanyaan yang sempat membuat bingung dan aneh. Karena diajukan oleh seseorang yang meremove-ku dari friendlist-nya. Yang memang menandakan, dia tidak meyakini dan mengharapkan sebuah keabadian dari sebuah pertemanan. Seorang sahabat juara nomor satu.  Dia menyertakan kata-kata seorang mahasiswa angkatan lama di Indonesia, Soe Hok Gie. Tentang “Buat apa kita berbicara tentang pahala dan syariat jika tidak ada yang namanya manfAat DAN guna.” Juga sebuah kutipan kalimat Marx “Hubungan itu akan terus ada selama masih ada kepentingan. Ketika kepentingan telah gugur, maka hubungan itu pun akan luntur.”

Kepentingan itu, selalu beriringan dengan sebuah hubungan. apapun jalinan yg akan dibuat. semuanya beserta dengan kepentingan. seperti hal-nya ketika seseorang akan menikah. maka dianjurkan memilih berdasarkan beberapa hal yg menjadi kepentingan bagi seorang laki-laki pula bagi seorang perempuan. Rupanya, kekayaan, keturunan orang baik-baik, atau agamanya.. maka bersiaplah untuk setiap resikonya. karena sebuah kepentingn yg tidak abadi, akan menghasilkan jalinan yang tidak abadi pula. kepentingan abadi, akan membuahkan keabadian pula pd sebuah jalinan.

Dalam pertemanan pun begitu. Jika kita berteman dengan kepentingan terhadap hartanya. Maka ketika teman kehilangan harta, maka pertemanan pun gugur. Harta adalah hal semu. Jika kita berteman karena agamanya, maka ia abadi. (agama/iman, adalah hal abadi) Namun, tidak semua manusia bisa mempertahankan agamanya. Itulah saatnya pertemanan gugur juga. (mirip dengan apa yg marx katakan) walaupun diriku hanya pernah mendengar namanya.

Hilang kepentingan-putus hubungan…

Lihatlah pertemanan anak-anak. Satu detik berteman, kemudian bisa bermusuhan. Agak aneh. Karena sifatnya pun seringkali hanya disebabkan oleh perbedaan yang sepele. Dan toh, permusuhan itu pun hanya sekejap. Dari kasih yang dalam, bisa berubah seketika menjadi permusuhan yang tajam. Kepentingan pertemanan dalam dunia anak adalah saling “sharing kebahagiaan”. Jika seseorang memiliki sesuatu yang menarik, maka ia berhak ditemani. Hingga bosan dengan permainannya, dan bisa menemukan permainan lain yang mengikat keduanya. Ada saja yang tidak mau membagi kebahagiaan dengan mainannya. Namun, itu lebih karena sifat egosentris yg belum terarahkan. Tapi, sharing kebahagiaan ini adalah nilai pertemanan yang abadi. Karena ia hanya lepas dari sifat alami seorang anak. Bukan karena ia berpikiran picik.


Satu hal lagi yang menjadikan pertemanan menjadi abadi bagi setiap kita. Adalah kemauan dan kemampuan kita untuk saling repot merepotkan. Lewat kerepotan kitalah, maka teman makin dekat. Dan kita bisa tanpa segan lagi merepotkannya. Hehehe.

Menyimak yang satu ini...

AL FURQAN : 28. Kecelakaan besarlah bagiKu; kiranya Aku (dulu) tidak menjadikan sifulan[1065] itu teman akrab(ku). 29. Sesungguhnya dia Telah menyesatkan Aku dari Al Quran ketika Al Quran itu Telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.

Luar biasa... pada ayat diatas diceritakan tentang pertemanan yang sampai-sampai disesalkan hingga di neraka, sungguh suatu pertemanan yang sangat buruk! Lalu dijelaskan hakikat dari pertemanan yang buruk tersebut bahwa pertemanan tersebut adalah pertemanan yang menjauhkan seseorang dari Al Qur’an. Tentu ayat ini tidak difahami dengan menutup diri dari pertemanan, namun hendaknya bentuk-bentuk pertemanan kita, forum atau kebersamaan kita jangan sampai menjauhkan kita dari Al Qur’an bahkan sebaliknya menjadi sebab dekatnya kita dengan Al Qur’an.


**Hanya secuil pikir…

3 komentar:

Anonim mengatakan...

JIka berteman karena Allah, InsyaAllah akan abadi, tapi jk berteman krn ada kepentingan pribadi, biasanya tak kan lama...

budi mengatakan...

di fb memang sering terjadi salah faham krena pemikiran dan tulisan hanya dibatasi jumlah 420 karakter terlebih di twitter yg hanya 140karakter, sementara daya nalar setiap org menerawang melebihi ribuan karakter.

klw mau lbh rajin biasanya org menulis di notes agar lbh detail.

coba di cek re-cek dulu apakah remove tsb sengaja atw tidak, bisa jd itu mirip spt yg prnah dialami bbrp waktu lalu ketika admin fesbuk meng-update sistemnya dan byk yg hilang friendlist-nya

keep enjoy & positive dlm berdakwah

Afiani Gobel mengatakan...

Anonim> Sepakat denganmu teman...

Budi> Sudah ditanyakan Budi... Dia memang me-remove diriku. Setelah beberapa kali diskusi kami, baru dia mencair. ^_^ Kemarin, minta di add lagi. Aku tanyain nih, kenapa bukan dia yang add ulang?? "Gengsi" katanya... hehe

Enjoy and positive, Insya Allaah... (atau menurut Budi, ada yg ga positive??) Tell me please... Syukran....

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Fiani Gee. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase