Kamis, 31 Desember 2009

Kakak Kecil

Pernahkah… kita memperhatikan, perubahan anak pertama… atau seorang kakak mungil… yang baru mendapatkan adik kecil…?

Seorang Lila… yang pernah berada dalam kelas asuhan saya. Saat kelas ‘A’ (kelas kecil)… Ananda Lila adalah si ceria yang sangat percaya diri. Bergaul dengan baik bersama teman-temannya kala itu. Gambar-gambar ananda, adalah bentuk-bentuk jelas yang berbeda-beda setiap kali menggambar.

Pada akhir tahun ajaran… si cantik yang tak suka teh ini, diberi Allaah seorang adik baru. Maka mulailah.. perubahan-perubahan terjadi pada diri Lila kecil… Ia menjadi sangat sensitif… Tak ceria seperti biasanya. Bahkan… kepercayaan dirinya menurun drastis. Menggali keterangan darinya, tak membuahkan hasil. Hingga suatu kali, sang ibu… mengeluhkan hal yang sama. Dengan sebuah pengakuan. “Mungkin, karena saya tidak memperhatikannya seperti dulu ya bu…?” Hmm… pertanyaan… yang saat itu, menurut saya tak memerlukan jawaban…

Banyak anak, mengalami hal yang serupa dengan ananda Lila… Sedikit mengamati beberapa keluarga, yang memiliki anggota keluarga baru, setelah ada seorang kakak mungil sebelumnya…

Kebanyakan di antara mereka, memusatkan perhatian pada makhluk mungil nan lucu itu. Bahkan, yang dikatakan pada seorang kakak mungil adalah… segala hal tentang adik. “Ini adik masih kecil… harus disayang. Ga boleh dipukul ya. Ga boleh dimarahin.” Sedikit gerakan yang spontan di dekat si adik… akan mendapatkan respon yang tinggi.. “Aduuuuh… kakak… jangan lompat-lompat di samping adik… Nanti jatuh ke adik bayi gimana..? Kan adiknya sakit.” Beban yang berat bagi seorang kakak kecil. Perhatian… yang bertahun-tahun merupakan harta terbaiknya… kini di’rebut’ oleh orang lain. Maka… di samping perubahan-perubahan psikologisnya… ia juga menjadi kurang menyukai kehadiran si adik kecil.

Apakah memungkinkan… jika kita merubah kata-kata kita… untuk lebih berpusat kepada kakak mungil… Coba perhatikan kalimat ini… “Adik… ini kakak… kakak baik lho… kakak akan sayang sama adik… Ya kan kakak?” Juga kalimat yang satu ini… “Wah… kakak hebat ya adik… bisa lompat-lompat… pasti kaki kakak kuat ya… kakak boleh lompat-lompat kan adik… tapi, agak jauh ya lompatnya…” Hmm… terasa ga bedanya… Perhatian terbagi pada kedua pihak… Namun… kata-kata… membuat salah satunya… merasa lebih berharga… Sehingga… si kakak mungil… tak perlu cemburu pada si adik kecil…

Pesan yang tak singkat… semoga tak membuat para dewasa bosan membacanya… dan tak mengurangi makna di balik cerita…

Semoga Allaah menjadikan kita, para dewasa yang senantiasa membuat setiap USIA DINI menjadi berharga… Amiiin




Kartu-Pulsaku.Com Solusi Bisnis Online Anda

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Fiani Gee. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase