Di puncak kerinduanku. Memadu kasih dengan Ramadhan. Meski mungkin, tak seindah 1 Ramadhan kalian. Diharamkanku untuk shalat. Tak boleh aku berniat shaum. Dilarang aku menyentuh mushab. Lengkap sudah. Hari ini, aku tidak puasa. Sedih.. namun satu keistimewaan bagi setiap wanita untuk menikmati saat-saat ini. Alhamdulillaah, waktu-waktu yang katanya bagi sebagian wanita mesti merasakan sakit yang luar biasa, stress yang sangat, mood yang tak terkendali. Bagi diriku, aman dan kondusif. Sehingga aktifitas tetap berjalan dengan lancar. Sekali lagi, Alhamdulillaah.. cukup sehari ini, karena besok, aku sudah bisa puasa. Horeeeee.. :D Alhamdulillaah lagi. Karena, tiada bertepinya nikmat Allaah. Terhentipun tidak pernah. Maka, apalah lagi yang pantas dilakukan seorang hamba, kecuali mengucap syukur tiada henti pula.
Libur dua hari, rindu lagi pada aktivis-aktivis cilikku. Menepis rindu dengan banyak aktifitas, memang akan sangat efektif. Maklum ya, kalau dah rindu pada mereka, pakai acara linangan air mata, mewek jadi jelek deh. (emangnya cantik ya..??) :D Soalnya, kalau ingat mereka, seringkali ingat belum maksimalnya usaha diri untuk membuat mereka lebih baik. Jadi lebih sering merasa bersalah. Tapi, tetap ingin berbuat yang terbaik dan semakin baik lagi. Insyaa Allaah. Do’akan ya..
Waduh, mau cerita pengalaman hari ini, kok malah curhat ya.. (haha.. aneh mah kalau Fiani nulis.. suka melompat-lompat ga karuan)
Baiklah..
Memulai ramadhanku dengan limabelas item tuntutan pada diri sendiri. Sambil menatap kelimabelas amaliyah ramadhan itu, aku menarik nafas dalam-dalam, sambil bertekad.. Bismillaah.. Insyaa Allaah tercapai.. Yaa Rabb mohon bantu hamba-Mu yang kecil di antara semesta nan luas ini. Amiin.
Hanya sekedar ingin berbagi. Membuat kolom-kolom amaliyah ramadhan ini, menjadi sebuah motivasi sendiri lho. Jadi bisa lebih rapi, kemajuan lebih terukur, pencapaian lebih terjamin, tuntutan lebih tinggi, energi lebih banyak dan membuat diri lebih terpacu. Kita seperti seseorang yang punya cita-cita besar dan berusaha untuk mencapainya dengan segala usaha dan tenaga. Terdengar atau terbaca sangat sepele ya. Namun, jika mencobanya, insyaa Allaah akan terasa manfaatnya. Dicoba ya..
Hari ini, selesai dengan sebagian amaliyah nomor 5. Kemudian pergi mengunjungi Bilqis Haniya Gobel. Keponakan tercinta yang jarang kudatangi. Karena, dia sering datang ke rumah. Inilah agenda silaturahim di hari pertama Ramadhan. Menjalin cinta dengan Bilqis. Bereksplorasi dengan si mungil berumur setahun itu. Mungkin merupakan satu aktifitas yang baru dilakukan oleh Bilqis. Melihat orang menggambar sesuatu di kertas. Hohoho.. pegel juga menggambar beberapa hal yang dia sering lihat. Baru kusebutkan satu gambar saja, “Bola.” Si kecil bermata bulat itu, sudah menjerit riang. Lebih antusias lagi, ketika aku menggambar, bagian-bagian dari wajah, mata, hidung dan mulut. Langsung dia dengan senang menunjuk semua bagian itu pada wajahnya sambil melonjak-lonjak. Hahaha.. ramadhan bersama Bilqis mesti siap energi. Selesai menggambar, diminta menunjuk dan menyebutkan kembali semua nama gambar yang ada di kertas putih itu. Setelah itu kami tiduran, sambil kunyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan gambar-gambarnya. Akhirnya Bilqis dibawa sang ummi menuju ke kamarnya sendiri. Aku meneruskan si nomor 5. Meski akhirnya terlelap juga. Lalu terbangun saat ashar. Yaa Allaah, semoga tidurku tadi Kau nilai sebagai ibadah yaa.. Amiin
Ashar berlalu.. Di rumah Bilqis sampai jam 16:30.
Sebelum pulang, ingin bertamu ke rumah Allaah. Memilih salah satunya, yang cukup dekat dari rumah. Dengan pemandangan pantai. Meski tertutup oleh beberapa pepohonan, namun cukup menjadi penyejuk pandang. Sambil memandang sekeliling, beriring dzikir sejenak dengan al ma’tsurat. Di depan mushalla ini, ada sebuah tanah lapang yang dibuat sebagai tempat berolah raga. Subhaanallaah, puasa juga pada main volly tu para bapak nan penuh semangat. Jepret aaah.. Sempat juga mengambil gambar beberapa sudut pantai dan langit yang belum merah. Alhamdulillaah.. berhasil juga hunting moment, dengan camera canon nan mungil. Namun, tetap indah bagiku. Jadi, kalau ada yang menganggap kurang indah. Tak apalah.. hehe.
Dan pulanglah kemudian. Dalam keadaan lapaaaarr. Tapi, mesti menunggu waktu berbuka. Demi menghormati para kelana iman yang sedang berpuasa. Jadilah, sampai di rumah, tak langsung berbuka. Tapi, menuliskan ini.
Satu tulisan, di 1 Ramadhan
Dengan satu rangkaian kata penutup,
Jika kau mampu lima dan kau targetkan lima. Maka kau dapat lima. Namun, jika kau mampu lima dan kau targetkan sepuluh. Maka kau bisa dapat enam, tujuh, delapan, sembilan atau sepuluh. See.. kau sebenarnya, lebih dari yang kau mampu rasakan. Bismillaah..
0 komentar:
Posting Komentar